15 Mahasiswa UPSI Tewas dalam Kecelakaan Bus dalam Perjalanan kembali ke Kampus
Sebuah bus sewaan yang mengangkut 42 mahasiswa Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia mengalami kecelakaan tragis pada dini hari di KM 53 Jalan Raya Timur–Barat (JRTB), dekat Tasik Banding. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 01.00 hingga 01.10 dini hari saat mereka dalam perjalanan kembali ke kampus di Tanjung Malim dari Jerteh, Terengganu, usai libur Iduladha.
Berikut kronologi kecelakaan, bus yang ditumpangi mahasiswa tersebut bertabrakan dengan sebuah mobil Perodua Alza yang datang dari arah Jeli menuju Gerik. Dugaan awal menunjukkan bahwa bus menabrak bagian belakang mobil, lalu kehilangan kendali dan terbalik ke dalam parit di tepi jalan.
Dalam kecelekaan tersebut, 15 mahasiswa UPSI dinyatakan meninggal dunia, 13 tewas di lokasi kejadian dan 2 lainnya meninggal saat perawatan di rumah sakit. Yang lainnya 12 mahasiswa mengalami luka-luka, dengan 7 orang dalam kondisi kritis. Sedangkan Empat penumpang mobil Alza, diantaranya sepasang suami istri dan dua anak kecil dinyatakan selamat dan hanya mengalami luka ringan.
Kesaksian korban, Nur Irdina Huri merupakan salah satu mahasiswa yang selamat, menceritakan bahwa bus mengeluarkan bau seperti terbakar sebelum menuruni jalan curam dengan kecepatan tinggi. Ia menyebut suasana saat kejadian sangat gelap dan panik, membuat banyak penumpang terjebak di dalam bus yang terbalik. “Saya keluar dari lubang kecil di kaca depan, tapi tidak sempat menolong teman-teman karena semuanya terlalu cepat dan kacau,” ujarnya.
Atas kecelakaan tersebut, Yang di-Pertuan Agong dan Raja Permaisuri Agong menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban. Selanjutnya, Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia memberikan bantuan tunai RM2.000 dan tambahan RM1.000 dari UPSI untuk setiap keluarga korban. Serta pemerintah Perak dan Terengganu juga memberikan bantuan masing-masing RM1.000 kepada keluarga yang terdampak.
Sejauh ini, tindakan pihak kampus UPSI telah membuka pusat operasi darurat dan menyediakan bantuan emosional serta petugas penghubung khusus untuk mendampingi setiap keluarga korban.
Kemudian, Polisi Diraja Malaysia (PDRM) bersama Jabatan Pengangkutan Jalan (JPJ), Lembaga Keselamatan Jalan Raya (MIROS), dan Agensi Pengangkutan Awam Darat (APAD) telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Fokus penyelidikan termasuk kecepatan, kondisi jalan, kesalahan teknis, dan faktor manusia.
Diketahui bahawa jalur tempat kecelakaan dikenal curam dan berliku serta kurang pencahayaan, terutama pada malam hari, yang dianggap berisiko tinggi untuk kendaraan berat.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kampus, dan seluruh bangsa. Diperlukan langkah serius dari berbagai pihak untuk meningkatkan keselamatan transportasi darat dan menyediakan perlindungan lebih baik bagi pelajar dan mahasiswa yang kerap menempuh perjalanan jauh.



