KTT ke-46 ASEAN di Malaysia Bahas Tantangan Global dan Integrasi Kawasan

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN resmi dibuka di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan tema “Inclusivity and Sustainability”. Pertemuan ini menjadi ajang penting bagi para pemimpin Asia Tenggara untuk merespons tantangan global yang semakin kompleks dan memperkuat solidaritas regional.

Isu-isu utama yang dibahas yaitu: Pertama, dampak tarif AS dan seruan integrasi ekonomi. Salah satu isu sentral adalah kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap enam negara ASEAN, dengan besaran antara 32% hingga 49%. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyerukan pendekatan kolektif dalam menghadapi kebijakan proteksionis tersebut. ASEAN sepakat bahwa perjanjian bilateral dengan AS tidak boleh merugikan negara anggota lainnya.  Sebagai respons, ASEAN meluncurkan rencana strategis lima tahun untuk memperdalam integrasi ekonomi, harmonisasi standar perdagangan, dan memperkuat rantai pasok regional. Tujuannya adalah menjadikan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi keempat dunia pada tahun 2045.

Kedua, krisis Myanmar dan konsesus lima poin. Krisis politik dan kemanusiaan di Myanmar menjadi perhatian utama. Dalam sesi retret tertutup, para pemimpin ASEAN membahas implementasi Konsensus Lima Poin, termasuk gencatan senjata nasional dan dialog inklusif. Indonesia mendorong langkah konkret untuk menyelesaikan krisis tersebut dan memperkuat kerja sama kawasan.

Ketiga, Kerja sama denganChina dan GCC. KTT ini juga mencatat sejarah dengan diadakannya pertemuan trilateral antara ASEAN, China, dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Pertemuan ini bertujuan memperkuat kerja sama ekonomi di tengah ketegangan perdagangan global. China menekankan komitmennya terhadap kolaborasi yang saling menguntungkan, sementara ASEAN berupaya menjaga keseimbangan hubungan dengan kedua kekuatan besar tersebut.

Keempat, usulan keanggotaan Papua Nugini. Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengusulkan agar Papua Nugini diterima sebagai anggota penuh ASEAN. Usulan ini bertujuan memperkuat posisi geopolitik ASEAN di tengah dinamika global. Namun, beberapa negara anggota menyuarakan kekhawatiran terkait perbedaan ekonomi dan potensi hambatan dalam pengambilan keputusan konsensus.

Selanjutnya, dalam pidato pembukaannya, PM Anwar Ibrahim menekankan pentingnya multilateralisme dan solidaritas regional dalam menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim dan ketegangan geopolitik.

KTT ke-46 ASEAN menegaskan kembali komitmen negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat kerja sama regional, menjaga stabilitas kawasan, dan menghadapi tantangan global secara kolektif.