Malaysia dan Tiongkok Suntik Rp132 Triliun untuk Bangun Ibu Kota Nusantara

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, Indonesia, mendapatkan tambahan investasi senilai Rp132 triliun (sekitar RM40 miliar) melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dana ini diumumkan oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Investasi tersebut akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur penting di kawasan ibu kota baru, termasuk pembangunan apartemen, jalan utama, serta Multi Utility Tunnel (MUT) terowongan bawah tanah yang dirancang untuk menampung berbagai saluran utilitas seperti air, listrik, dan jaringan telekomunikasi secara terintegrasi.

Beberapa perusahaan besar telah menyatakan komitmen untuk terlibat dalam proyek ini, di antaranya IJM Corporation Berhad dari Malaysia dan China Harbour Engineering Co., Ltd. (CHEC) dari Tiongkok. Kedua perusahaan tersebut akan menjalankan proyek baik secara individu maupun dalam bentuk konsorsium, tergantung kebutuhan dan ruang lingkup pekerjaan.

Selain investasi baru ini, sejumlah proyek pembangunan yang sudah dimulai sejak 2022 masih terus berlanjut. Beberapa di antaranya adalah pembangunan jalan tol, Istana Wakil Presiden, masjid besar di kawasan pusat pemerintahan, sistem pengolahan limbah, serta jalan-jalan utama di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Dengan rencana pembangunan yang kini semakin terstruktur dan sistem pelaksanaan yang matang, Basuki optimis bahwa proses pembangunan fisik IKN akan berjalan lancar. Ia menegaskan bahwa tantangan utama kini adalah memastikan eksekusi proyek dilakukan secara konsisten dan diawasi dengan ketat.

Pembangunan IKN ditargetkan rampung sepenuhnya pada tahun 2045, bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Selain menggantikan Jakarta sebagai ibu kota negara, proyek ini juga bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.

Keterlibatan Malaysia dan Tiongkok dalam pembangunan IKN mencerminkan eratnya kerja sama kawasan serta besarnya peluang investasi dalam proyek infrastruktur skala besar di Asia Tenggara.